7.3.09

ATLAS ARSITEKTUR TRADISIONAL INDONESIA

Sudah bukan lagi jamannya untuk kerja sendiri-sendiri, egois, pelit informasi. Sekarang saatnya untuk bekerjasama dalam segala aspek kehidupan. Tuhan memberikan potensi yang berlain-lainan pada manusia agar manusia bisa bekerjasama karena akan saling membutuhkan. Tapi coba lihat kondisi partai politik di Negara kita saat ini yang berkodi-kodi. Artinya mereka tidak bisa bekerjasama. Kalau tidak bisa bekerjasama, mana bisa membangun Negara yang besar dan banyak masalah ini menuju ke arah yang lebih baik? Mau mengandalkan partai kodian? Wualahhh… maaf ngelantur.
Berhubungan dengan soal kerjasama demi kemajuan bersama pula tadi, mungkin sekarang saatnya sekolah-sekolah arsitektur di berbagai daerah di Indonesia untuk mulai bekerjasama. Sampai saat ini kita belum punya catatan yang lengkap dan utuh yang berisi berbagai arsitektur tradisional yang ada di Indonesia. Padahal begitu banyak sekolah arsitektur tersebar di Indonesia. Kalau sekolah-sekolah yang banyak ini bekerjasama, untuk mendokumentasikan warisan arsitektur tradisional yang ada atau dekat dengan masing-masing sekolahnya, maka membuat catatan lengkap dan utuh tersebut bukan tugas yang terlalu berat. Biaya, waktu, bahan bakar bisa dihemat sangat banyak. Untuk mempermudah proses penelitiannya, buatkan saja standar minimal materi yang harus dikumpulkan, agar kualitas catatannya bisa lebih baik.
Tapi buat apa sih catatan lengkap dan utuh arsitektur tradisional Indonesia tersebut? Wualahh…catatan ini akan menjadi warisan harta arsitektur Indonesia yang sangat dahsyat, mahal, sakti. Bukan hanya akan bermanfaat bagi arsitektur Indonesia, tetapi juga pasti sangat bernilai bagi perkembangan arsitektur dunia. Catatan ini akan membuka banyak sekali jalan-jalan baru. Jalan perkembangan arsitektur lokal tingkat tinggi di masa yang akan datang. Menjadi warisan arsitektur dunia.
Caranya tidak sulit kok, hanya kerendahan hati untuk mau bekerjasama. Intinya cuman itu. Kerjasama. Karena dunia kita sudah menjerumuskan manusia menjadi mesin-mesin yang terlalu sibuk. Perlu kerjasama untuk mampu menghasilkan karya yang luas, dalam, lengkap, dan utuh. Budaya Indonesia terlalu besar, terlalu banyak, terlalu kaya soalnya.
Saya dan tim desain sudah buktikan keampuhan potensi arsitektur tradisional ini. Perjalanan Solo Jogja beberapa waktu lalu menimbulkan banyak inspirasi segar, padahal cuman dengan biaya kecil dan waktu yang terlalu sedikit, layaknya turis yang cuman sekedar melihat-lihat sesaat tanpa sempat meneliti dengan mendalam. Sayembara Gerbang Tol dan Rest Area Kanci-Pejagan yang baru lalu jadi saksinya. Karya Puisi Paradoks [pesisir jawa kini] berhasil masuk sebagai karya unggulan 12 besar. Padahal lawan-lawannya..wualahh…para sesepuh huebatt arsitek Indonesia pada ikut. Kami seperti semut yang menantang gajah. Tapi ternyata para gajah pada tumbang….barangkali karena lupa nilai lokal yang kita miliki sangat kaya. (Sayang kang Juju dan Aang tidak ikut. Lain kali ikut dong kang..nantang nih….hehehehe…peace bapak-bapak yang terhormat.)
Dari empat karya sayembara yang menggali nilai lokal, tiga di antaranya mendapat penghargaan, bahkan satu jadi pemenang pertama – yang memberikan modal untuk perjalanan Solo Jogja tersebut. Jadi..ini senjata rahasia kami, ntah buat peserta lain. Mungkin mulai saat ini akan lebih banyak lawan berat dan karya-karya bernilai lokal dalam sayembara-sayembara berikutnya. Tidak apa-apalah, supaya arsitektur Indonesia semakin berkembang, supaya sayembara semakin seru, supaya tantangan semakin besar, dan supaya kelahiran arsitektur hebat bernilai lokal semakin banyak.
Tidak heran kalau Mas Yori punya segudang karya hebat, perjalanan budayanya juga segudang. Pasti inspirasinya segudang. Tidak heran kalau Bensley dengan sang Putu Mahendra di dalamnya sangat terkenal dengan berlimpah karya-karya hebatnya. Nilai lokal selalu jadi ramuannya. Karena itu, dibutuhkan sumber inspirasi, sumber informasi, catatan lengkap dan utuh, Atlas Arsitektur Tradisional Indonesia, bagi kelahiran karya-karya hebat dan arsitek-arsitek hebat Indonesia. Bagaimana bapak-bapak dan ibu-ibu dosen sekolah arsitektur?

2 maret 2009
yu sing
arsitek, provokator, penyebar virus rumah murah & lokalitas (virus ini mematikan, sekali tertular, tidak ada penawarnya, akan semakin berkembang biak, dicintai, dan akhirnya jadi vitamin)
atlas arsitektur tradisional indonesia bukan lagi sekedar sebuah semangat.
tapi sedang menjadi gerakan.
cause nya sdh ada di facebook:
http://apps.facebook.com/causes/242932?m=3dcef1aa
saat ini sdg mengumpulkan sebanyak mungkin anggota utk kita bekerjasama.
mengumpulkan data yang lengkap dan utuh seluruh arsitektur tradisional yang ada di indonesia.
data ini pastinya akan menjadi sumber tulisan untuk menjadi warisan buat generasi ke depan. untuk kita sendiri, akan menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.
pak eko prawoto bilang, "kita harus berpacu dengan waktu.maraknya penggunaan bahan industri serta penyeragaman peraturan bangunan sedikit banyak mengancam tradisi membangun kita yg sebenarnya beragam itu. kita mungkin masih bisa lihat artefaknya namun ketrampilan membuatnya bisa2 sudah hampir hilang juga."
semangat saya: "Sudah bukan lagi jamannya untuk kerja sendiri-sendiri, egois, pelit informasi. Sekarang saatnya untuk bekerjasama dalam segala aspek kehidupan. Tuhan memberikan potensi yang berlain-lainan pada manusia agar manusia bisa bekerjasama karena akan saling membutuhkan. "
mari dukung terus mimpi besar, kerja besar, karya besar, tugas besar, tanggung jawab besar ini.
jangan menunggu lagi siapa yang akan mengerjakan.
kita bersama-sama yang akan mengerjakan ini. demi menyelamatkan budaya bangsa, melestarikan kekayaan budaya bangsa yang perlahan-lahan sedang terkikis habis musnah.
sebelum musnah lbh banyak lagi, mari kita bergerak!
pertama-tama, dukung causenya, sambil memikirkan bersama langkah2 nyata.
apa yg bisa kita lakukan?
mari mulai kerjakan. kampanye ke sekolah-sekolah arsitektur? buat seminar2? banjiri media2 akan kesadaran ini? galang dana? buat wisata berkelompok budaya lokal untuk nambah2 dana? buat produk2 desain bermuatan lokal utk dijual? buat komunitas gak cuman arsitek tapi seniman juga, budayawan juga? bidik tempat2 budaya yg hampir mati utk dihidupkan lagi supaya menarik utk jadi tujuan t4 belajar/sekedar wisata sambil memperbaiki ekonomi rakyatnya? banyak cara yg bisa dilakukan.
budaya (arsitektur tradisional) indonesia terlalu besar,
tdk ada yg akan sanggup untuk menjangkaunya sendirian.kita harus mulai bekerja sama.lebih banyak kepala lebih baik.jangan menunggu.apalagi nunggu-nunggu pemerintah yg selalu sibuk ngurusin image diri, kuasa, dan dompet pribadi...
mari jalan!
12 maret 2009
salam
yu sing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar