2.4.12

bermalas-malasan

Saya tidak suka menghafal. Walaupun waktu sekolah dulu, saya terpaksa menghafal kalau mau ulangan atau ujian. Akibat sistem pendidikan hafalan, saya bisa saja dapat nilai ebtanas fisika tertinggi di sekolah, tanpa saya mengerti apa-apa tentang fisika terapan. Dan setelah ujian, hilang semua hafalan itu karena saya anggap sudah tidak bermanfaat lagi. Ingatan saya memang tidak terlalu baik. Sebetulnya menghafal itu baik juga. Bagaimana seorang dokter bisa memberi resep kalau tidak bisa menghafal nama-nama obat yang begitu banyak kan?

Saya juga suka bermalas-malasan. Saya bisa diam tidak melakukan apa-apa. Bersantai. Menikmati suasana. Atau sekedar baca buku. Mungkin karena bawaan temperamen yang katanya sisi plegmatik saya paling tinggi. Orang plegmatik biasanya sangat suka ’kedamaian’, kata yang membesarkan diri di balik kesukaannya bermalas-malasan dan bersantai.

Ketika sekolah di kelas 3 sma, beberapa orang mahasiswa dari berbagai jurusan diundang sekolah, masuk ke kelas-kelas secara bergantian, untuk bercerita tentang kuliahnya. Saya mencari-cari jurusan apa yang kira-kira bisa mendukung kemalasan saya. Sampai tiba seorang mahasiswi dari jurusan arsitektur bercerita dengan riang gembira. Di jurusan arsitektur itu menyenangkan, tidak perlu beli buku wajib, tidak banyak hafalan, di studio bisa menggambar sambil makan dan mengobrol dengan teman-teman, begitu katanya. Saya langsung berteriak dalam hati, “saya mau santai seperti itu!”.

Jadilah saya ikut ujian masuk perguruan tinggi negeri dengan jurusan arsitektur sebagai pilihan pertama dan matematika pilihan kedua. Nilai matematika saya memang bagus. Di masa smp dan sma, saya jadi salah satu wakil sekolah dalam cerdas cermat matematika, dan sempat menang beberapa piala. Tapi bukan karena itu alasan utama saya memilih matematika sebagai pilihan kedua. Saya tahu bahwa bisa lolos masuk itb itu tidak mudah, jadi jurusan matematika yang tidak unggulan pasti lebih sedikit peminatnya. Kalau tidak lolos di arsitektur, mudah-mudahan lolos di matematika. Begitu saja hitung-hitungan saya. Walaupun ketika itu saya tidak tahu kalaupun lolosnya di matematika lalu saya mau jadi apa.

Saya memilih arsitektur karena dua alasan utama. Saya tidak suka menghafal dan saya suka bermalas-malasan. Tetapi saya tidak ikut ujian masuk perguruan tinggi swasta karena saya tidak terlalu pandai menggambar. Kalau tes masuk arsitektur di swasta pasti ada tes gambarnya. Dan kemungkinan besar saya tidak akan diterima.

Akhirnya saya lihat pengumuman kelulusan umptn di koran pikiran rakyat bersama dua orang teman sma setelah lari pagi, dan nama saya ada di sana. Hore saya diterima di jurusan arsitektur itb. Teman saya alexander diterima di jurusan matematika itb. Teman saya sudirman tidak lolos umptn.

Mulailah hari-hari tanpa menghafal dan malas-malasan. Kakak-kakak senior dan beberapa dosen cerita bahwa di arsitektur harus siap bergadang. Tugasnya banyak. Kalau jurusan lain lampu-lampu gedung kuliah sudah mati, di arsitektur biasanya nyala terus sampai pagi. Arsitektur adalah jurusan yang paling banyak orang stress dan jadi gila. Tidak jarang juga mahasiswanya kumel bau karena tidak (sempat) mandi. Jurusan arsitektur juga salah satu jurusan yang banyak mahasiswanya berhenti kuliah sebelum lulus, pindah jurusan atau berhenti begitu saja karena tidak sanggup melanjutkan.

Saya tidak percaya begitu saja. Saya ingin malas-malasan dan tidak menghafal. Saya tidak ingin bergadang. Ya, saya bertekad tidak mau bergadang. Saya bisa! Minggu-minggu pertama masih santai. Dengan tergesa-gesa saya makin yakin tidak akan bergadang sampai lulus nanti. Lalu mulailah tugas-tugas diberikan dari berbagai mata kuliah secara bersamaan. Dan segera saja, dengan amat sangat terpaksa, saya bergadang untuk menyelesaikan tugas studio pengenalan arsitektur. Belum lagi setengah semester. Tekad saya tinggal kenangan. Ini tanda-tanda kurang baik. Bagaimana mungkin saya yang agak malas-malasan di sma (yang rata-rata nilai ujian nasionalnya salah satu yang terbaik di kota bandung) bisa lulus dengan nilai cukup baik, baru kuliah sebentar saja sudah harus bergadang?

1 april 2012

yu sing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar