Melalui artikel ini saya bermaksud untuk berbagi pengalaman dalam mendesain beberapa rumah murah, baik yang sudah terbangun,yang sedang dibangun, maupun yang masih dalam proses desain. Tentunya pengalaman mendesain rumah murah ini tidak dapat menjadi acuan akhir, tapi sebagai pemberi dorongan semangat bagi mereka yang ingin membangun rumah dengan biaya terbatas maupun bagi saya sendiri untuk terus bereksplorasi mencari inovasi desain rumah murah yang semakin baik. Karena arsitektur juga milik masyarakat luas, bukan hanya untuk melayani kalangan mampu. Perjalanan mendesain rumah-rumah murah ini dirasakan cukup rumit, dengan biaya konstruksi antara Rp 800.000,00 s/d 1.800.000,00 /m2 dan luas rumah kurang dari 200 m2. Walaupun demikian, ternyata melalui berbagai eksperimen yang terus-menerus, rumah murah pun dapat memiliki eksplorasi alternatif desain yang tidak terbatas. Karena itu rumah murah dengan bantuan desain arsitek dapat menjadi alternatif yang potensial bagi kepemilikan rumah tanpa mengurangi keanekaragaman identitas dan kebutuhan pemiliknya (dibandingkan dengan rumah seragam yang dibangun melalui developer).
Definisi indah dan mewah
Sudut pandang kita tentang keindahan dan kemewahan tentunya perlu diperluas, karena dalam desain rumah murah kita akan banyak menemui desain-desain yang tidak baku. Walaupun sebenarnya makna keindahan dan kemewahan ini, dengan eksekusi detail ruang dan material yang digunakannya, juga berlaku dalam arsitektur secara umum, bukan hanya untuk rumah murah. Keindahan sebaiknya dilihat dari substansi mendasar terhadap perwujudan rumahnya. Ilustrasinya seperti demikian, secara umum orang lebih mudah melihat wanita cantik dari penampilan fisiknya. Namun bisa saja setelah kenal lebih dekat, ternyata wanita cantik tersebut memiliki sifat dan tabiat yang sangat buruk. Ada juga wanita yang dari penampilan luarnya terlihat sederhana, namun ternyata memiliki pemaknaan yang sangat luas tentang kehidupan, keseimbangan alam, hubungan positif antar manusia, serta nilai-nilai luhur yang berhubungan dengan kekekalan. Maka wanita kedua ini dapat kita pandang sebagai keindahan, yang lebih dalam nilainya daripada sekedar kulit atau kosmetik. Dalam konteks rumah, maka substansi keindahan dapat berupa pemanfaatan material daur ulang, kemudahan perawatan, kemudahan pembuatan, penghematan material, sikap ramah lingkungan dan lain-lain. Sedangkan kemewahan sebaiknya dilihat dari kualitas ruang-ruang yang terbentuk bukan dari mahalnya material yang digunakan. Kehadiran ruang keluarga yang cukup luas dengan ventilasi dan cahaya alami yang cukup misalnya merupakan kemewahan bagi sebuah rumah murah.
Eksplorasi material
Hal yang terpenting bagi rumah murah tentunya adalah penggunaan material-material yang murah. Salah satu semangat arsitektur modern yang berkembang sejak tahun 1920-an di Eropa adalah kejujuran material. Bahwa misalnya beton ditampilkan sebagai beton apa adanya tanpa polesan, bukan sebagai elemen yang belum selesai, tapi justru akan memberikan ekspresi arsitektur yang kuat. Hal ini menjadi anugerah untuk bereksplorasi menggunakan material (murah) apa adanya sebagai pembentuk ruang tanpa biaya lapisan penutup yang biasanya membuat rumah menjadi mahal. Cukup banyak material mendasar atau murah yang dapat dieksplorasi pemakaiannya atau cara pemasangannya untuk membentuk sensasi ruang yang menarik. Misalnya bata merah saja dapat memiliki banyak sekali kemungkinan cara penyusunannya. Dapat dipasang seperti biasa, atau diberi jarak antara bata merahnya sehingga dindingnya berlubang-lubang, atau bata dipasang dengan variasi susunan satu bata dan setengah bata, dan lain-lain. Atau bambu yang biasanya hanya dipandang sebagai material sekunder, sekarang sedang menjadi material yang digemari di berbagai belahan dunia, karena kekuatan seratnya dapat menggantikan baja tulangan, kecepatan tumbuhnya, fleksibilitas dan estetika bentuknya. Melalui sistem pengawetan yang baik, maka bambu dapat menjadi material primer sebuah rumah, yang mampu bertahan puluhan tahun. Selain penggunaan material yang murah, eksplorasi material dapat juga berarti pemanfaatan material bekas atau daur ulang, misalnya kusen atau daun pintu bekas.
Efisiensi ruang dan struktur
Agak berbeda dengan desain rumah beranggaran dana longgar, desain rumah murah justru dimulai dengan desain sistem strukturnya terlebih dahulu, bukan dimulai dari desain arsitekturnya. Sistem struktur yang efisien sangat menentukan anggaran konstruksi rumah, karena biasanya biaya struktur rumah sekitar 40-50% dari biaya keselururuhan. Struktur atap misalnya jauh lebih murah bila menggunakan atap fiber semen (tanpa kandungan asbestos) dibandingkan dengan atap genteng, karena tidak diperlukan kaso dan reng. Apalagi kalau lebar rumah tidak lebih dari 400 cm, maka tidak diperlukan struktur kuda-kuda. Struktur lantai dua dapat juga menggunakan struktur rangka dengan lantai multipleks yang dapat dilapisi cor semen tipis dengan pelapis keramik. Dengan demikian struktur lantai lebih ringan daripada lantai beton, sehingga kolom dan balok penyangganya bisa jauh lebih kecil. Jarak antara lantai satu dengan lantai dua sebenarnya cukup sekitar 250 cm, asalkan bukaan dan ventilasi alami cukup untuk ukuran ruangnya. Dengan demikian biaya dinding, struktur kolom, dan tangga dapat dihemat cukup banyak. Penempatan ruang-ruang efektif di dalam rumah perlu didesain seefisien mungkin agar tidak ada ruang-ruang yang tidak terpakai serta jalur sirkulasi di dalam rumah menjadi lebih pendek.Jadi sebenarnya eksplorasi desain rumah murah masih terbuka sangat luas untuk dapat mewujudkan mimpi banyak orang memiliki rumah yang indah dan ‘mewah’. Mudah-mudahan dapat menjadi tempat membentuk keluarga yang mampu memberikan sumbangsih nilai-nilai luhur bagi lingkungan sekitar.
maret 2008,
yu sing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar