Bali. Orang bilang surga dunia. Saya bilang sumber inspirasi. Tidak heran begitu banyak orang asing dari tempat yang jauh berlibur ke bali. Alam bali memang mempesona. Begitu juga budaya, spiritualitas, dan manusia bali. Entah mana lebih dulu. Wisata berkembang lalu manusia bali menjadi ramah dan terbuka pada wisatawan. Atau manusia bali yang terbuka dan bersahabat membuat wisata menjadi berkembang.
Tentu saja tidak menutup mana bahwa perkembangan wisata yang begitu pesat juga membawa dampak-dampak negatif. Selalu ada hitam ada putih. Ada siang ada malam. Tetapi kali ini mari kita melihat inspirasinya.
Sekali waktu saya dan keluarga menginap di hotel yang sangat menyenangkan di ubud. Pegawai hotelnya ramah dan kalau bertemu menyapa saya dengan nama, tidak hanya panggilan 'Pak' saja.
Dan kami sangat beruntung (atas kebaikan klien saya) mendapat kamar di lantai dua salah satu vilanya yang berbentuk lumbung dan punya teras sendiri yang sangat luas dengan ukuran 3m x 4m. Pemandangan dari teras berupa hamparan sawah hijau yang luas dengan pepohonan tinggi dan rapat di belakangnya, luar biasa memberikan ketenangan dan keteduhan. Angin sepoi-sepoi, suara berbagai fauna sawah dan pohon, teras kayu, atap alang-alang menambah keistimewaan pengalaman yang tidak terlupakan. Arga anak saya yang baru empat tahun langsung berteriak-teriak riang. Kamar hotel ini memang luar biasa. Biasanya perlu memesan beberapa bulan sampai 6 bulan sebelumnya. Pengalamannya bahkan bisa menandingi kamar salah satu hotel bintang lima di ubud yang telah mendapat berbagai penghargaan internasional dan didesain oleh arsitek indonesia yang sangat terkenal.
Sawah yang luas membuat hotel ini dan hotel-hotel di sebelahnya menjadi istimewa. Keadaan ini menciptakan hubungan yang saling bergantung antara hotel dan sawah. Maka hotel juga akan memelihara sawah (yang sebagian memang dimiliki hotel) agar lestari. Berbeda dengan banyak perumahan atau hotel dan fungsi-fungsi lainnya yang dibangun dengan menutupi sawah yang telah ada sebelumnya, hotel ini sebagian lahannya dipertahankan berupa sawah. Investasi atas lahan yang tidak rugi sama sekali karena hotel menjadi sangat laku (walaupun jumlah kamarnya berkurang bila dihitung bahwa lahan sawah yang luas itu bisa dibangun kamar juga).
Keadaan saling tergantung antara hotel dengan sawah membuat sawah lebih lestari. Begitu pula ekowisata. Keadaan saling tergantung antara perkembangan wisata dengan kelestarian alam, budaya, dan kesejahteraan masyarakat. Bila ini disadari dan dikembangkan dengan baik, sebetulnya sejak dahulu kita tidak perlu susah berhadapan dengan perubahan iklim dan turunan-turunan masalahnya.
Sejak dahulu manusia indonesia telah bergantung pada alam. Kita bisa melihat betapa banyak hukum adat dari berbagai suku yang mengatur tentang kelestarian alam. (Tetapi saat ini justru masyarakat adat hanya menjadi kurang berdaya dengan keadaan hutan yang semakin sedikit karena sebagian besar hak penebangan hutan diberikan kepada pengusaha dengan hasil upeti tertentu kepada penguasa). Beberapa masyarakat adat sampai hari ini masih mengkeramatkan hutan mereka, karena hidup mereka bergantung pada hutan tersebut.
Bila ditinjau lebih jauh, secara sederhana kita akan menemukan keadaan saling tergantung lainnya. Saya pernah coba sebagian kecil proses membuat batik. Ternyata susahnya minta ampun. Sebelumnya saya yang sudah suka, menjadi semakin menghargai dan menyukai batik karena lebih mengetahui kesulitan proses pembuatannya. Seni kerajinan batik bertumbuh kembali karena makin banyak orang yang menyukai dan menghargai batik.
Dalam desain saya banyak sekali menggunakan kayu sebagai salah satu material yang terus dieksplorasi. Saya semakin mencintai kayu. Dan juga mencintai pohon juga hutan. Semoga suatu saat tercapai cita-cita punya kebun pohon (kayu) yang cukup luas. Keadaan saling bergantung.
Manusia bergantung pada air dan saya mengajarkan arga anak saya untuk menghargai air. Kota yang nyaman adalah kota yang bersih dan saya mengajarkan arga untuk membenci buang sampah sembarangan. Manusia bergantung pada sesamanya, mari kita saling menyebarkan kasih sayang. Mari sadari dan ciptakan keadaan-keadaan saling bergantung yang positif agar alam dan budaya (yang telah rusak) menjadi lebih baik dan lestari, serta kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. Saya yang berprofesi sebagai arsitek mulai bergantung pada kekayaan arsitektur kepulauan indonesia yang sangat beragam.
bandung, 10 april 2012
yu sing
Tentu saja tidak menutup mana bahwa perkembangan wisata yang begitu pesat juga membawa dampak-dampak negatif. Selalu ada hitam ada putih. Ada siang ada malam. Tetapi kali ini mari kita melihat inspirasinya.
Sekali waktu saya dan keluarga menginap di hotel yang sangat menyenangkan di ubud. Pegawai hotelnya ramah dan kalau bertemu menyapa saya dengan nama, tidak hanya panggilan 'Pak' saja.
Dan kami sangat beruntung (atas kebaikan klien saya) mendapat kamar di lantai dua salah satu vilanya yang berbentuk lumbung dan punya teras sendiri yang sangat luas dengan ukuran 3m x 4m. Pemandangan dari teras berupa hamparan sawah hijau yang luas dengan pepohonan tinggi dan rapat di belakangnya, luar biasa memberikan ketenangan dan keteduhan. Angin sepoi-sepoi, suara berbagai fauna sawah dan pohon, teras kayu, atap alang-alang menambah keistimewaan pengalaman yang tidak terlupakan. Arga anak saya yang baru empat tahun langsung berteriak-teriak riang. Kamar hotel ini memang luar biasa. Biasanya perlu memesan beberapa bulan sampai 6 bulan sebelumnya. Pengalamannya bahkan bisa menandingi kamar salah satu hotel bintang lima di ubud yang telah mendapat berbagai penghargaan internasional dan didesain oleh arsitek indonesia yang sangat terkenal.
Sawah yang luas membuat hotel ini dan hotel-hotel di sebelahnya menjadi istimewa. Keadaan ini menciptakan hubungan yang saling bergantung antara hotel dan sawah. Maka hotel juga akan memelihara sawah (yang sebagian memang dimiliki hotel) agar lestari. Berbeda dengan banyak perumahan atau hotel dan fungsi-fungsi lainnya yang dibangun dengan menutupi sawah yang telah ada sebelumnya, hotel ini sebagian lahannya dipertahankan berupa sawah. Investasi atas lahan yang tidak rugi sama sekali karena hotel menjadi sangat laku (walaupun jumlah kamarnya berkurang bila dihitung bahwa lahan sawah yang luas itu bisa dibangun kamar juga).
Keadaan saling tergantung antara hotel dengan sawah membuat sawah lebih lestari. Begitu pula ekowisata. Keadaan saling tergantung antara perkembangan wisata dengan kelestarian alam, budaya, dan kesejahteraan masyarakat. Bila ini disadari dan dikembangkan dengan baik, sebetulnya sejak dahulu kita tidak perlu susah berhadapan dengan perubahan iklim dan turunan-turunan masalahnya.
Sejak dahulu manusia indonesia telah bergantung pada alam. Kita bisa melihat betapa banyak hukum adat dari berbagai suku yang mengatur tentang kelestarian alam. (Tetapi saat ini justru masyarakat adat hanya menjadi kurang berdaya dengan keadaan hutan yang semakin sedikit karena sebagian besar hak penebangan hutan diberikan kepada pengusaha dengan hasil upeti tertentu kepada penguasa). Beberapa masyarakat adat sampai hari ini masih mengkeramatkan hutan mereka, karena hidup mereka bergantung pada hutan tersebut.
Bila ditinjau lebih jauh, secara sederhana kita akan menemukan keadaan saling tergantung lainnya. Saya pernah coba sebagian kecil proses membuat batik. Ternyata susahnya minta ampun. Sebelumnya saya yang sudah suka, menjadi semakin menghargai dan menyukai batik karena lebih mengetahui kesulitan proses pembuatannya. Seni kerajinan batik bertumbuh kembali karena makin banyak orang yang menyukai dan menghargai batik.
Dalam desain saya banyak sekali menggunakan kayu sebagai salah satu material yang terus dieksplorasi. Saya semakin mencintai kayu. Dan juga mencintai pohon juga hutan. Semoga suatu saat tercapai cita-cita punya kebun pohon (kayu) yang cukup luas. Keadaan saling bergantung.
Manusia bergantung pada air dan saya mengajarkan arga anak saya untuk menghargai air. Kota yang nyaman adalah kota yang bersih dan saya mengajarkan arga untuk membenci buang sampah sembarangan. Manusia bergantung pada sesamanya, mari kita saling menyebarkan kasih sayang. Mari sadari dan ciptakan keadaan-keadaan saling bergantung yang positif agar alam dan budaya (yang telah rusak) menjadi lebih baik dan lestari, serta kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. Saya yang berprofesi sebagai arsitek mulai bergantung pada kekayaan arsitektur kepulauan indonesia yang sangat beragam.
bandung, 10 april 2012
yu sing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar