Rumah saya ini merupakan rumah sederhana dengan luas bangunan 100 m2, luas lahan 136.5 m2. Rumah ini didesain sebagai eksperimen desain rumah murah yang minim perawatan. Selain itu juga akan menjadi semacam riset untuk beradaptasi terhadap iklim tropis dengan percobaan eksekusi detail semurah mungkin. Riset dan eksperimen berkonsentrasi pada pemanfaatan material semen. Seluruh dinding akan dilapis oleh acian semen ekspos. Namun agar lebih murah, semua aciannya dicampur oleh mil (serbuk kapur) dengan perbandingan 1 semen : 4 mil. Campuran semen dengan mil akan mendapatkan warna acian yang lebih muda dan tentunya menghemat banyak pemakaian semen. Dan karena campuran tersebut, karakter acian semen menjadi lebih lunak sehingga akan mengurangi retak rambut akibat muai susut bahan.
Sebagai percobaan untuk menghadapi hujan, sengaja semua jendela tidak menggunakan kanopi sama sekali. Bahkan pada tampak depan kamar tidur utama, jendela dan dindingnya dibuat agak miring menghadap ke arah langit. Ternyata sampai saat ini, tidak ada masalah tampias atau bocor yang menembus jendela. Untuk menghadapi panas matahari, maka luas bukaan didesain secukupnya saja untuk menghemat biaya. Pada area depan rumah yang menghadap Timur, ditanam pohon kamboja yang sudah cukup tinggi untuk mengurangi panas matahari langsung. Kamar tidur sengaja didesain menghadap Timur agar pada pagi hari, cahaya matahari yang masuk melalui jendela depan akan membangunkan saya dan istri.
Sebagai percobaan untuk menghadapi hujan, sengaja semua jendela tidak menggunakan kanopi sama sekali. Bahkan pada tampak depan kamar tidur utama, jendela dan dindingnya dibuat agak miring menghadap ke arah langit. Ternyata sampai saat ini, tidak ada masalah tampias atau bocor yang menembus jendela. Untuk menghadapi panas matahari, maka luas bukaan didesain secukupnya saja untuk menghemat biaya. Pada area depan rumah yang menghadap Timur, ditanam pohon kamboja yang sudah cukup tinggi untuk mengurangi panas matahari langsung. Kamar tidur sengaja didesain menghadap Timur agar pada pagi hari, cahaya matahari yang masuk melalui jendela depan akan membangunkan saya dan istri.
Pada mulanya rumah ini akan dibuat dari kontainer yang ditumpuk dua, diletakkan agak di tengah lahan, yang difungsikan sebagai ruang-ruang kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Sebelah kiri kontainer merupakan area jemur, garasi dan carport, sedangkan sebelah kanan kontainer merupakan area ruang keluarga dan ruang makan, yang idenya tinggal ditutup oleh atap yang menghubungkan kontainer dengan dinding benteng batas lahan sebelah kanan. Namun karen lokasi lahan di perumahan yang kecil, maka tidak memungkinkan untuk mobilisasi kontainer ke dalam lahan. Karena itu, desain kembali ke rumah dengan struktur beton, hanya saja proporsi dan organisasi ruang dipertahankan. Massa kontainer berubah menjadi massa abu dua lantai dengan ukuran denah 2.5m x 8 m, jarak lantai 1 ke lantai 2 hanya 2.5m mendekati proporsi kontainer. Pada lantai 1 massa abu terdapat kamar tidur anak, kamar mandi, dapur, dan kamar pembantu di belakang. Sedangkan pada lantai duanya merupakan kamar tidur utama dengan kamar mandi di dalam. Ruang-ruang tertutup ini dibuat sangat kompak untuk menghemat biaya dan memberikan kesempatan ruang keluarga dibuat cukup luas. Massa hitam dengan ukuran 4m x 8m difungsikan sebagai ruang keluarga yang menyatu dengan ruang makan, dengan balkon ruang kerja di atas ruang makan. Void yang besar di atas ruang keluarga membuat ruang menjadi lebih lega dan sejuk.
Dalam perkembangan desain, massa abu dibuat miring seperti kotak yang jatuh ke belakang, mengikuti kemiringan atap fiber semennya. Dengan demikian pintu masuk yang terletak di samping massa kotak hitam akan lebih terbuka. Dinding hijau di lantai dua dilepas 50 cm (melayang di atas carport) untuk menambah lebar kamar tidur utama. Dari luar, dinding hijau ini menjadi satu-satunya dinding yang dicat. Dinding massa abu merupakan acian ekspos, sedangkan dinding massa hitam ruang keluarga dibuat dari corrugated plester yang diberi water proofing hitam semacam bitumen.
Bukaan di depan rumah relatif sedikit supaya privasi terjaga, sebagai gantinya dibuat skylight dan bukaan besar ke taman belakang. Seluruh ruangan dari pagi sampai sore hari tidak membutuhkan lampu. Di antara kedua massa abu dan hitam diletakkan tangga melayang sebagai penghubung kedua massa. Di atas tangga melayang ini dibuat skylight dari glassblock yang disusun 1 garis. Pergerakan cahaya matahari yang menembus glassblock dari pagi sampai sore hari membuat berkas cahaya yang masuk seperti lukisan cahaya matahari yang hidup.
Material yang digunakan merupakan material alam yang relatif murah. Lantai 1 menggunakan floor hardener natural sedangkan lantai 2 menggunakan susunan marmer pecah sisa pabrik. Sebagian besar dinding dalam pun dibiarkan tanpa cat, sehingga tidak membutuhkan biaya pengecatan ulang. Untuk kemudahan perawatan, kusen-kusen jendela menggunakan alumunium kotak ukuran kecil 2.5cm x 5cm. Pintu-pintu dipasang tanpa kusen, hanya menggunakan penahan siku alumunium. Tangga beton melayang dilapis kayu pinus bekas peti kemas. Seluruh lantai 1 tidak menggunakan plafon, pelat beton lantai 2 diekspos tanpa difinishing.
Bentuk-bentuk kotak yang tegas di seluruh rumah diperlunak dengan kehadiran kolam ikan yang dipadukan dengan taman di depan rumah. Jembatan batu padalarang diletakkan seolah-olah melayang di atas kolam ikan. Untuk menambah suasana alam, dibuat air mancur di samping jembatan batu. Pengaruh iklim, cuaca, dan pergerakan cahaya matahari dapat dirasakan di dalam rumah. Kehadiran unsur-unsur alam secukupnya dengan penataan bukaan jendela atau skylight membuat suasana rumah menjadi hidup.
mei 2005
yu sing
8 komentar:
bner2 rumah murah yang nyaman ya Bung...nanti kl saya ud pnya uang,bikin rumahnya sm Bung Yu Sing aja ya hehehehe...
Salut! Saya mendukung upaya Yu Sing menyehatkan ruh arsitektur kita. Semoga arwah Romo Mangun memberkati Anda. Salam terbaik.
TSP
Rumah sehat dengan sangat memperhatikan unsur alam , memanfaatkan sumber daya alam sekitar dan memasukkan alam menjadi elemen rumah...Ide sederhana yang nyaris terlupakan dalam mendesain b^^d two thumb up mas!
Pingin! one day ya.....
halo pak yusing,
suka banget baca blog bapak.sy tadinya berencana membeli rumah untuk ibu di semarang.tapi sekarang tertarik membangun rumah ramah lingkungan.bisakah pak yu sing bantu untuk mendesign?budget sy tidak banyak, tp ingin sekali membuat rumah hunian mungil dan asri untuk ibu.
terimakasih,
-vita-
halo vita..
silakan kirim email ke yusinglim@yahoo.com ya
salam
hallo mas yu sing,
saya pingin buangeet konsep rumah murah ramah lingkungan yang anda buat. sebetulya sdh lama saya "mimpi rumah murah yang unik", karena uangnya belum ngumpul jadi dipendem sampai sekarang. kalau gak ada aral dengan bantuan mas yu sing mudah2an mimpi itu dapat terwujud segera.
sukses slalu tuk mas yu sing, smoga karya2 anda menjadi inspiratif bagi semua orang....berkarya untuk sesama :)
selamat malam pak yu sing,
untuk pengaplikasian floorhardene di lantai 1 apakah lantai di cor terlebih dahulu atau hanya plesteran biasa saja?terimakasih
Posting Komentar