tarian hijau meliuk tertiup angin
gemuruh biru memecah pasir
semburat mistis membangunkan hari
puji-pujian pengagungan Sang Khalik mengalun merdu
ritual penyembahan padaNya tak pernah surut
diungkapkan dengan berbagai ritual berbeda saling berlomba menyenangkanNya
kedamaian ungkapan ungkapan FIRMANNYA
senantiasa diperdengarkan
manusia-manusia berparas surgawi
tiada hari sepi
tiada hari tanpa KEAGUNGAN SANG KHALIK
di pasar-pasar sempit
di sekolah-sekolah megah
di hotel-hotel dingin
di sudut-sudut jalan gedung-gedung suci
negeri berkilauan emas permata surgawi
negeri penuh kemiskinan
pembunuhan sesamanya dengan dingin
kebenaran dibungkam batu nisan
perbedaan dihancurkan luluh lantak
kerakusan
iri dengki
kebohongan
perbudakan,
sebut saja semua kata miring
uang jadi tuan
mengganti Tuhan
manusia tak lebih hanya setetes noda,
wayang-wayang dengan dalang puas tertawa,
tak peduli bila wayangnya sirna
dalam lumpur kekelaman
ini negeri kahyangan
negeri surga negeri kegelapan.
bandung, 12-12-2010
yu sing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar