14.5.14

mess buruh cengklong, tangerang.

seorang pemilik perusahaan usaha jual beli komponen mobil, bersama orang kepercayaannya, datang ke studio akanoma. sebelumnya membaca tentang yu sing di sosok kompas. waktunya bertepatan dengan rencana mereka untuk membuatkan mess untuk karyawannya yang nyaman, sehat, hemat. lahan sudah disiapkan. dalam pertemuan itu, hampir tidak ada pembicaraan tentang bagaimana bangunan ini harus sangat berhitung untung rugi, seperti halnya kalau saya berhadapan dengan pengusaha properti. yang banyak dibicarakan justru apa yang terbaik bagi buruh, yang akan tinggal di sana. malah saya yang mencoba bawa usulan2 agar bangunan tetap harus efisien dan hemat. saya sangat terkesan dengan adanya pengusaha yang seperti ini. bukan hanya memikirkan keuntungan semata-mata, atau kepentingan dirinya sendiri. tetapi juga kepentingan dan kehidupan karyawannya.

saya sangat bersemangat untuk mengerjakan proyek2 seperti ini dengan pemilik yang orang baik. segera saja desain dikerjakan. saya ajak kristoporus primeloka berkolaborasi dengan studio akanoma. lahan tidak terlalu luas. kebutuhan kamar cukup banyak. dari target 100 buruh, hanya bisa terpenuhi 68 buruh. itupun setelah 3 kamar diubah jadi ruang bersama yang lebih luas. 1 kamar dapat diisi 4 orang buruh dengan ranjang susun. karena keterbatasan lahan, desain paling efisien adalah membuat selasar tengah. posisi selasar lantai 2 tidak persis di atas selasar lantai 1, tiap 3 kamar ada bukaan, di atas selasar ada cahaya langit. dengan demikian persoalan cahaya dan udara alami untuk selasar lantai 1 maupun 2 terpecahkan.


konstruksi hampir selesai. semua dinding pakai bata merah ekspos untuk menghemat material dan biaya perawatan. dari foto ini dapat dilihat masyarakat masih tergantung pada air gerobak. padahal lokasi kampung ini persis di belakang bandara international soekarno hatta.

3 kamar yang diubah untuk difungsikan sebagai ruang sosial yang cukup besar di lantai 1

kamar-kamar buruh. ranjang susun ada di sisi kiri kanan. jendela besar di tengah di antara 2 ranjang. ada jendela2 kecil agar tiap kasur dapat pencahayaan.

selasar kamar lantai 2 ini tidak persis di atas selasar lantai 1. sehingga cahaya dari langit dan void di lantai 2 bisa menembus sampai selasar lantai 1. 

selasar dan jembatan masuk kamar di lantai 2 bisa juga jadi tempat nongkrong dan bersosialisasi yang asik. apalagi kalau ada pepohonan di pot lantai 1 bisa tumbuh tembus lewat voidnya.


atap seluruhnya pakai dak beton. rencananya menjadi tempat buruh dapat bercocok tanam di atas. juga area cuci jemur. dan sisi keliling luar dibatasi oleh kolam (di foto ini terlihat rencana kolam di sebelah kanan)


sisa lahan sebelah kiri foto ini untuk parkir motor dan ditanami pohon di sela2 antar parkir motor. ruang ini juga menjadi sumber cahaya dan udara untuk rumah tetangga sebelah kiri.

sebelah kanan masih lahan kosong milik orang lain yang jadi tempat pembuangan sampah. kampung ini seperti tidak terlayani  dinas kebersihan kota. lahan mess buruh ini pun dulu lahan pembuangan sampah. di sisi kiri yang ada pohon besar itu lokasi kuburan kampung.


3 kamar atas paling kanan diubah fungsinya menjadi ruang sosial bersama.


tim desain: akanoma + kristoporus primeloka
struktur: setyadi
foto: kristoporus primeloka

padalarang, 14 mei 2014
yu sing

5.5.14

hotel rumahan

Studio akanoma sedang giat mengembangkan hotel rumahan. Sebetulnya bukan hotel, hanya kamar menginap. Seperti guest house/homestay/bed & breakfast. Agar lebih mudah, sebut saja hotel rumahan. Sebetulnya sudah dimulai sejak 2009, akanoma membantu seorang teman mendesain rumahnya di jalan rambutan, semarang. Lokasinya di tengah kota di dalam permukiman sederhana yang masih bersuasana kampung. Pada tahun 2013 rumah ini saya usulkan untuk dijadikan hotel rumahan. Saat ini sudah mulai beroperasi. Namanya rumah ranting. Silakan menjelajah situsnya di http://www.rumahranting.com/ .
tampak muka rumah ranting. banyak material bekas dipakai untuk membangun rumahnya.
foto2 rumah ranting oleh nico hilmydya

ruang sosial 




Kemudian pada tahun 2011, akanoma juga membantu desain rumah kos seorang teman di jalan semeru juga di kota semarang. Dalam diskusi dengan ibu kesi pemiliknya, pak paulus mintarga yang waktu itu calon kontraktornya, mengusulkan membuat hotel saja daripada rumah kos. Pak paulus punya pengalaman membuat hotel kecil dengan nama rumah turi di solo. Juga pada tahun 2013 djajanti house bed & breakfast sudah mulai beroperasi. Silakan lihat situsnya di http://djajantihouse.blogspot.com/ .


salah satu kamar hotelnya. foto diambil dari djanjantihouse.blogspot.com

salah 1 lampu samping ranjang dibuat dari teko bekas

di belakang setiap kamar ada balkon kecil. kalau di lantai 1 ada kebun. cahaya dan ventilasi alami di dalam kamar jadi cukup. pada saat cuaca baik, pendingin ruangan tidak perlu dinyalakan. beberapa rempah2 di pot juga bisa dipetik untuk membuat teh yang segar.
Pada tahun 2014 ini, akanoma sedang membantu renovasi desain sebuah rumah kecil di dalam gang luna, bandung, di atas lahan 90m2. Kemudian akanoma mengusulkan kepada pemiliknya untuk juga membuat hotel rumahan di atas rumahnya. Jadi rumah tinggal di lantai 1, hotel rumahan di lantai 2. Gang luna lokasinya sangat strategis di tengah kota, dekat dengan jalan cibadak dan kelenteng. Sekarang ada cibadak culinary night (programnya pemkot bandung) secara berkala yang dapat menambah daya tarik lokasinya. Lokasi lahan di dalam gang dengan permukiman padat justru menjadi potensi untuk mendapatkan ruang hidup yang sangat akrab dengan warga sekitar.
hotel rumahan di gang luna, cibadak, bandung yang sedang mulai dibangun. lantai 1 direnovasi kemudian ditambahkan lantai 2 untuk kamar2 tamu. atapnya pakai beton tipis yang rencananya sebagai tempat bercocok tanam, kemungkinan nanti pakai pot2an.



seluruh dindingnya akan dicoba pakai beton tipis dengan tulangan bambu. bentuk2 busur pada bukaan2 rumahnya sebagai solusi penyaluran beban dan kekakuan dindingnya.


Mimpinya, melalui hotel2 rumahan ini, pemilik dapat penghasilan tambahan dari rumah. Tetangga2 juga dapat bagian kalau berjualan makanan sehat yang enak. Atau membantu cucian tamu hotelnya. Interaksi tamu hotel rumahan dengan warga sekitar juga dapat menjadi positif. Bukan tidak mungkin bila ada tamu wisatawan asing, diajak pemilik rumah menyisihkan waktu 1 jam saja untuk mengajar bahasa inggris kepada anak2 tetangga. Atau bercerita tentang negara tempat tinggalnya untuk memberikan wawasan yang lebih luas. Dan bila tamu betah, akan dengan cepat mereka bercerita kepada teman2nya tentang hotel rumahan, yang relatif sederhana, tidak mewah, tetapi nyaman, sehat, dan bernuansa material lokal. Tentu juga lebih murah daripada hotel bisnis. Siapa tahu kemudian ada tetangga lain yang juga tertarik rumahnya dijadikan hotel rumahan. Maka kampung permukimannya dapat berkembang menjadi kampung tamu. Kampung penginapan. Kampung hotel rumahan. Kampung tamu.


Dalam kesempatan pendampingan paguyuban kali jawi bersama arkom (arsitek komunitas) di yogyakarta, bulan lalu saya ikut menjadi relawan mendampingi kampung notoyudan rt 90. Lokasinya dekat sekali dengan pabrik2 bakpia dan malioboro. Kampungnya cukup padat. Warganya berpenghasilan menengah ke bawah. Saya dan teman2 satu kelompok, berdiskusi dengan beberapa orang warga, mengusulkan dalam jangka panjang membuat kampungnya menjadi kampung tamu. Dengan membangun hotel2 rumahan seperti mimpi di atas. Jalan masih panjang. Mudah2an perlahan2 mulai terwujud.

suasana diskusi bersama warga malam-malam di gang kampung notoyudan rt 90

diskusi bersama warga dengan maket sebagai media komunikasi

maket usulan pengembangan kampung menjadi kampung tamu. warna jambon/merah muda itu kamar2 tamunya. beberapa rumah dijadikan panggung agar ada ruang terbuka lebih luas. beberapa rumah dipindah ke atas rumah keluarganya agar dapat ruang hijau baru.
Warga sangat bisa diajak bersama menjadi subyek. Bukan hanya menonton perkembangan kota dan hotel2 bertumbuh tanpa ikut menikmati menjadi lebih sejahtera. Laporan united nations world tourism organization di buku national geographic, sekarang volume bisnis pariwisata dunia sudah setara atau bahkan melampaui volume ekspor minyak, produksi makanan, atau mobil. Eko wisata memang saya percaya dapat menjadi jembatan bagi kesejahteraan masyarakat. Tentu dengan syarat masyarakat mau mengubah hidupnya menjadi lebih ramah lingkungan, lebih bersih, ramah & berteman kepada tamu, dan giat bekerja.

Oh ya, saat ini studio akanoma solo juga sedang menyiapkan renovasi rumah limasan untuk studio dan hotel rumahan. Lokasiya di gawok, sukoharjo. Sangat dekat dengan persawahan & pasar gawok yang sering jadi tempat kunjungan para fotografer dan turis. Jadi nanti teman-teman main ke solo, ada 3 kamar tamu tempat menginap dengan harga murah. Siapa tahu juga beberapa menu makanan sederhana hasil percobaan2 saya di rumah yang sering saya bagikan di instragram @iniyusing, nanti bisa dicicipi di hotel2 rumahan itu. Juga kopi teh enak. Semarang, bandung, solo. Semoga yogya juga terwujud. Dan kota2 lain menyusul =). 

Oh ya, memang blog ini agak kalah cepat daripada instagram. Jadi sekarang instagram saya juga saya jadikan blog, bercerita banyak hal yang ditemui lewat kamera telepon genggam. Sebagian catatan juga tercecer di folder note facebook Yu Sing yang belum dipindahkan ke blogspot ini...maap ya =p. Dari telepon genggam saya sudah banget mau unggah tulisan baru ke sini. Sedangkan tulisan saya buat di mana saja ketika ingin menulis.

Cimahi, 5 mei 2014

yu sing, studio akanoma.