29.10.08

SENSASI RUANG di dalam rumah

-sebuah pandangan proses merumah-

Apakah sebuah rumah perlu didesain oleh arsitek? Bagaimana kalau rumah murah, masih perlukah peran arsitek? Apakah dengan peran arsitek akan membuat investasi biaya konstruksi rumah lebih menguntungkan daripada membangun tanpa arsitek?
Mungkin beberapa pertanyaan tersebut cukup sering ditanyakan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia dalam usaha memenuhi kebutuhan utamanya yaitu tempat tinggal. Tulisan ini mencoba untuk memberikan beberapa sudut pandang sebagai bahan pertimbangan. Seiring dengan perkembangan dunia arsitektur saat ini, ternyata masih dibarengi dengan pemahaman sebagian besar masyarakat bahwa jasa arsitek merupakan nilai yang mahal. Hal ini melatarbelakangi maraknya pembangunan tanpa arsitek, atau kontraktor dengan bonus desain gratis. Tidak hanya pada pembangunan rumah dengan biaya terbatas, tapi juga pada banyak rumah mewah.
Membangun atau merenovasi rumah tinggal tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar sesuai dengan konteks kemampuan masing-masing pemiliknya. Sehingga boleh dibilang, rumah tinggal merupakan kebutuhan dasar namun juga barang mewah. Setiap orang akan sangat berhati-hati dalam membeli barang mewah karena mempertaruhkan nilai uang yang cukup besar. Belum lagi rumah tinggal merupakan harta milik yang akan dinikmati atau dipakai sendiri dalam waktu yang cukup lama. Seperti apa kondisi rumah kita, begitu juga yang akan dirasakan tubuh kita secara fisik maupun psikologis.
Sebenarnya rumah merupakan sebuah tempat berlindung yang pribadi, jadi cukup ada lantai, dinding, dan atap maka jadilah sebuah tempat tinggal. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keindahan, maka wujud rumah tinggal menjadi semakin kompleks. Rumah berkembang menjadi cerminan karakter dan gaya hidup pemiliknya karena akan dihidupi setiap hari selama bertahun-tahun. Rumah merupakan sebuah wadah paling mendasar bagi dinamika kehidupan sosial, budaya, dan spiritual yang dapat mempengaruhi wajah suatu bangsa, baik secara fisik maupun kualitas manusianya. Jadi sebenarnya peran arsitek yang utama dalam hal ini lebih tepat sebagai perancang yang dapat mewadahi kebutuhan, karakter, gaya hidup, atau cita rasa pemiliknya ke dalam ruang-ruang hidup sehari-hari.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, ternyata rumah memiliki nilai yang sangat tinggi. Sehingga proses merumah dan perkembangan rumah semakin mewujud sesuai kebutuhan ideal penghuninya, menjadi semakin penting. Proses merumah tanpa peran arsitek yang tepat akan menjadi investasi yang sangat mahal dan beresiko tinggi. Mungkin dapat diilustrasikan seperti membawa mobil mercedes terbaru ke bengkel kecil yang tidak resmi dan tidak dikenal. Sama dengan mempertaruhkan nilai yang sangat besar kepada orang yang tidak terpercaya. Padahal arsitek yang tepat dapat berperan untuk membantu pemilik rumah mewujudkan rumah tinggalnya sesuai dengan biaya yang dianggarkan. Biaya yang sama yang dikeluarkan untuk membangun rumah tanpa arsitek akan dapat menghasilkan rumah yang jauh lebih bernilai dan bermakna bila dibantu oleh arsitek. Demikian juga untuk rumah dengan biaya terbatas, kompleksitas keterbatasan lahan dan dana dengan kebutuhan yang cukup banyak, semakin membutuhkan peran arsitek untuk mendesain rumahnya dengan penataan ruang dan pemilihan material yang efisien dan esensial namun tetap memiliki kualitas ruang yang baik. Karena indah tidak harus sama dengan mahal dan mewah, biaya rendah tidak berarti bernilai rendah. Belum lagi bila dihitung usia rumah berpuluh tahun, maka sebenarnya jasa desain arsitek yang distandarkan sekitar 10% dari biaya konstruksi rumah oleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), menjadi relatif murah dibandingkan dengan kualitas rumah yang akan diwujudkan. Tentunya untuk rumah-rumah kecil dengan biaya terbatas, beberapa arsitek tertentu dapat memberikan pengecualian dengan jasa desain yang jauh lebih kecil.
Perkembangan dunia arsitektur yang sangat pesat akhir-akhir ini, sebenarnya sudah menghilangkan batas-batas tipologi bangunan. Bahwa sebuah fungsi bangunan tertentu dapat dilihat dari ciri-ciri bentukan kulit bangunannya tidak lagi populer. Rumah, kantor, toko, galeri, atau kafe misalnya dapat saja memiliki kemiripan karakter bentuk dan tampaknya. Dengan demikian desain sebuah rumah memiliki kesempatan untuk berkembang lebih luas. Tidak ada lagi batasan-batasan bahwa rumah tinggal harus terlihat seperti sebuah ‘rumah tinggal’ pada umumnya. Masing-masing rumah dapat memilih kesukaan tampilannya masing-masing sesuai keberadaan ruangnya. Jadi arsitek memiliki ruang gerak kreatif yang sangat luas untuk berkarya membentuk ruang-ruang dengan kualitas dan pengalaman yang kaya. Sehingga komunikasi dan kerjasama antara arsitek dan pemilik menjadi semakin penting. Kebutuhan meruang penghuni dapat diwujudkan melalui proses desain oleh arsitek ke dalam karya ruang dengan berbagai sensasi udara, cahaya, bayangan, tekstur, bunyi, warna, seni, grafis, dan unsur-unsur lainnya yang tidak terbatas. Ruang dengan fungsi yang sama dapat diterjemahkan ke dalam berbagai wujud sensasi ruang yang berbeda-beda. Proses komunikasi, interaksi, dan pengembangan desain lebih lanjut akan semakin memperkaya maupun membentuk desain rumah semakin sesuai dengan karakter dan kebutuhan penghuninya.
januari 2008,
yu sing
GENESIS,
Pengurus & sukarelawan untuk Habitat for Humanity Bandung,
arsitek yang bermimpi membantu desain sejuta rumah murah.

4 komentar:

Danang Triratmoko, IAI mengatakan...

Dari pengalaman rumah yang dibangun sendiri tanpa arsitek kenyataannya memakan biaya yang mahal krn mandor/pemilik rumah tidak dapat mengontrol biaya & tidak efisien dlm disain sehingga menjadi mahal. Kalau saja menggunakan arsitek sebenarnya efisiensi biaya itu sudah cukup untuk membayar arsitek sementara kualitas hasil akhir yang diinginkan jauh berbeda.

yu sing mengatakan...

betul sekali mas, sy setuju.memang masih perlu waktu sampai masyarakat menyadari hal ini, perjuangan itu yg skrg sdg sy lakukan dgn intensif.mari berjuang sama-sama

kepikketjil mengatakan...

Dear Mas Yu Sing,
Sebenernya kalo dari sudut pandang orang yg bermimpi rumahnya di arsitekin namun keuangan tidak memungkinkan, itu agak deg2an kalo mencoba menghubungi arsitek.
Takutnya ketika di tanya mau konsep seperti apa, ternyata ga sesuai dengan budgetnya.
alhasil selalu mundur setiap mencoba mencari arsitek yang berkenan menyentuh rumah murah dengan konsep ga murahan...

yu sing mengatakan...

dicoba juga belum kok sudah mundur? =)