15.1.09

MENARA PINISI


Karya ini merupakan pemenang pertama sayembara Gedung Pusat Pelayanan Akademik Universitas Negeri Makassar. Ini merupakan karya kami yang pertama untuk gedung tinggi (17 lantai). Tim desain: yu sing, benyamin k narkan, eguh murthi pramono, iwan gunawan.
KONSEP DESAIN
kami percaya bahwa:
1. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang agung, besar, luas, dalam, megah, dan Makassar adalah salah satunya.
2. Nilai-nilai filosofi, budaya, dan arsitektur tradisional merupakan potensi yang besar sebagai sumber inspirasi yang tidak pernah lapuk oleh zaman.
3. Adaptasi potensi dan kebijakan lokal tersebut terhadap konteks masa kini merupakan langkah penting untuk memelihara dan sekaligus mengembangkan kekayaan budaya daerah.
4. Penggalian rangkaian adaptasi kekayaan nilai-nilai tersebut sebagai sumber inspirasi desain arsitektur akan menghasilkan arsitektur kelas dunia tanpa kehilangan identitas dan konteks lokal.

Konsep dasar : Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM didesain sebagai ikon baru bagi UNM, kota Makassar, dan sekaligus Sulawesi Selatan. Eksplorasi desain GPPA UNM mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal sebagai sumber inspirasi, yaitu makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan (Sulapa Eppa / empat persegi), dan maha karya Perahu Pinisi sebagai simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan. Serangkaian eksekusi bentuk dan detail-detail solusi desain yang bersumber pada kearifan lokal, dipercaya mampu membentuk lingkungan kampus masa kini yang berkelas internasional.
GPPA UNM sebagai IKON BARU yang merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dengan sistem fasade Hiperbolic Paraboloid, merupakan ekspresi futuristik dari aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangunan Pusat Pelayanan Akademik UNM merupakan perwujudan dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi teknologi yang ditransformasikan ke dalam sosok arsitektur. Kekayaan makna tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur GPPA UNM menjadi lebih dari sekedar sosok estetis, tetapi juga memiliki keagungan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM
Seperti pada Rumah Tradisional Makassar yang terdiri dari 3 bagian (kolong/awa bola, badan/lotang, dan kepala/rakkeang) dan dipengaruhi struktur kosmos (alam bawah, alam tengah, dan alam atas), GPPA UNM juga teriri dari 3 bagian:
Bagian bawah berupa kolong/panggung.
Bagian kolong ini posisinya terletak 2 meter di atas jalan agar bangunan terlihat lebih megah dari lingkungan sekitarnya. Lantai kolong ini didesain menyatu dengan lansekap yang didesain miring sampai ke pedestrian keliling lahan.
Bagian badan berupa podium.
Podium terdiri dari 3 lantai, simbol dari 3 bagian badan pada Rumah Tradisional Makassar (bagian depan/lotang risaliweng, ruang tengah/Lotang ritenggah, dan ruang belakang/Lontang rilaleng). Bagian podium ini juga bermakna ganda sebagai simbol dari tanah dan air.
Bagian kepala berupa menara.
Menara terdiri dari 12 lantai yang merupakan metafora dari layar perahu Pinisi dan juga bermakna ganda sebagai simbol dari angin dan api.

KAKI
Bangunan kaki terdiri dari 2 bagian yaitu bagian landasan dan kolong. Bagian landasan merupakan 1 lantai semi besmen yang berfungsi sebagai area parkir dan servis. Bagian landasan ini didesain seolah-olah terletak di bawah lansekap yang ditinggikan sampai 2 meter, membentuk pagar alami sekeliling lahan. Seluruh lahan di sekeliling bangunan difungsikan sebagai hutan universitas. Di depan landasan bagian Barat terdapat danau buatan yang cukup luas berbentuk segitiga dengan kolam-kolam yang berundak mengalir ke arah kolam. Danau buatan ini berfungsi sebagai kolam penyaringan alami dari air hujan dan air kotor bekas pakai yang akan digunakan kembali sebagai sumber air bersih untuk penyiraman toilet dan taman.
Bagian kolong merupakan ruang terbuka di bawah podium sebagai ruang sosialisasi bersama. Ketinggiannya 1,5 kali ketinggian lantai lainnya untuk memberikan kesan luas dan lega. Di lantai ini terdapat fungsi kantin kampus yang sifatnya semi terbuka. Bagian landasan yang menghadap ke arah kampus eksisting didesain sebagai amphitheater dengan tangga-tangga sebagai tempak duduk di sepanjang sisi Timur bangunan.

BADAN
Bangunan Podium memiliki denah yang berbentuk trapesium dengan sisi miringnya menghadap ke jalan utama pada sisi Barat. Bangunan yang miring merupakan respon terhadap sudut lahan dan juga sebagai strategi untuk memperpanjang fasad bangunan serta sebagai kontrol visual dari luar bangunan. Orang di luar lahan akan selalu melihat bangunan secara perspektif untuk meningkatkan kualitas visual ruang kota. Dalam proses desain, bangunan podium dibelah menjadi 4 bagian sesuai dengan simbol falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan yang terdiri dari empat persegi (makna 4 unsur/kesadaran manusia akan diberikan metafora ke dalam bagian bangunan yang lainnya).

Bangunan terbelah menjadi 4 bagian (yang terinspirasi dari deretan perahu pinisi di pinggir pantai) menciptakan lorong angin dan jalur masuk bagi cahaya matahari ke dalam seluruh ruang-ruang dalam podium. Tepat di tengah sumbu axis bagian belakang bangunan menara, terdapat void kosong berbentuk elips yang memotong bangunan podium. Di bagian paling bawah void berfungsi sebagai kolam air mancur yang selalu bergemericik dengan ramp yang mengelilingi void. Void kosong di bagian tengah merupakan metafora dari lingkaran berwarna terang di pusat logo UNM, yang dijelaskan sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Di puncaknya terdapat exhaust turbine untuk mengalirkan uap kolam sebagai elemen pendinginan suhu bangunan, merupakan yang metafora 3 layar segitiga yang menghadap ke arah void.
Bangunan podium juga merupakan metafora dari unsur tanah dan air. Dinding bangunan podium berupa kaca reflektor sinar matahari yang berwarna kecoklatan seperti warna tanah, dengan sirip-sirip penahan matahari yang terbuat dari stainless steel yang memantulkan cahaya seperti air. Sirip-sirip ini juga didesain sebagai bagian dari façade bangunan dengan pola ombak.

KEPALA
Bangunan menara memiliki denah berbentuk trapesium simetris, dengan façade pada kedua sisi miringnya (sisi Utara dan Selatan) menggunakan sistem struktur HIPERBOLIC PARABOLOID. Façade menara mengalami rotasi secara ritmik membentuk ekspresi bangunan yang dinamis. Dengan menggunakan sistem hiperbolic paraboloid tersebut, façade menara merupakan metafora dari layar utama perahu pinisi. Kanopi-kanopi horisontal pada façade sisi Utara dan Selatan ini dapat juga berfungsi sebagai photovoltaic untuk merubah energi matahari menjadi energi listrik. Pada façade sisi Barat dan Timur menara terdapat dinding ornamen 3 dimensi yang terbentuk dari rangkaian bidang-bidang segitiga, sebagai penahan matahari.
Bentuk bangunan menara menjadi semakin atraktif karena memiliki bentuk visual yang berlainan bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pada puncak menara terdapat rangkaian pipa yang berirama yang dapat difungsikan juga sebagai menara telekomunikasi. Bangunan menara juga merupakan metafora dari unsur angin dan api. Façade layar mewakili unsur angin, sedangkan puncak menara merupakan penyederhanaan dari bentuk lidah api.

HEMAT ENERGI
Panggung, lorong angin, kolam, danau buatan, taman atap (di atas podium), hutan universitas dan ventilasi silang bangunan merupakan serangkaian sistem yang bekerja untuk mendinginkan suhu di sekitar bangunan, serta memberikan kesejukan dan ketenangan.
Danau buatan berfungsi sebagai sistem penyaringan air kotor dan air hujan untuk digunakan kembali.
Bangunan yang terbelah-belah memungkinkan cahaya alami dapat menerangi semua ruang dalam.
Sirip-sirip secondary skin dan kaca reflektor matahari mengurangi radiasi panas matahari langsung.
Kanopi-kanopi photovoltaic (pada façade samping menara) dan kincir angin vertikal (pada taman atap podium) sebagai sumber energi listrik berkelanjutan. Saat ini sudah ada teknologi photovoltaic yang dapat langsung digunakan sebagai energi pendingin ruangan / AC tanpa melalui konversi menjadi energi listrik. Dengan demikian tidak akan ada energi yang terbuang di dalam proses konversi energi.

RAMAH LINGKUNGAN
Lansekap GPPA UNM didesain seoptimal mungkin untuk mendukung proses belajar dan sosialisasi antar penghuni kampus yang nyaman. Seluruh lahan di sekeliling bangunan dimanfaatkan sebagai lansekap yang menjadi bagian dari bangunan dan meningkatkan kualitas ruang di dalam kompleks kampus UNM.
Berbagai elemen lansekap yang utama adalah:
Hutan kampus di sekeliling bangunan GPPA UNM.
Hutan kampus dengan berbagai jenis pohon peneduh antara lain berfungsi sebagai:
- penyaring debu dan kebisingan suara dari jalan dan lingkungan sekitar.
- sumber penghasil Oksigen dan penyerap polutan.
- pembentuk ekosistem baru bagi berbagai burung, kupu-kupu, atau serangga lainnya.
- pagar pembatas alami antara jalan / orang luar dengan bangunan / penghuni kampus.
Pemisahan antara jalur kendaraan dengan jalur pejalan kaki.
Parkir dan drop off kendaraan diletakkan pada lantai semi besmen, jalan penghubung antara kampus eksisting dengan GPPA UNM dialihfungsikan menjadi jalur pedestrian dengan pohon-pohon peneduh di kiri-kanannya.
Danau buatan dan kolam elips.
Danau buatan dan kolam elips di antara bangunan yang menimbulkan suara gemericik air sebagai elemen meditatif.
Ruang terbuka bersama.
Ruang di bawah podium sebagai ruang terbuka bersama yang dilengkapi dengan kantin kampus, berbagai tempat duduk-duduk, tempat belajar, dan fasilitas hot spot.
Teater terbuka.
Amphitheatre sebagai penghubung antara ruang terbuka bersama dengan kampus eksisting. Amphitheatre ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai pertunjukkan seni dan budaya atau acara informal lainnya.
Taman atap.
Taman di atas atap podium sebagai ruang meditasi dan sumber inspirasi, yang juga turut membantu mengurangi dampak pemanasan global dengan mengembalikannya sebagai ruang hijau.

17 komentar:

ariefputra mengatakan...

Wah, luar biasa mas yu sing. Desain yang menarik. Salut! Selamat untuk anda!

Ariko mengatakan...

Mas Yu Sing selamat!!!
Saya menemukan gairah pada karya mas yang satu ini.

Anonim mengatakan...

Keren designya....
Laik jadi no 1
Selamat deeh ...

Anonim mengatakan...

desain yang luar bisa dengan mengangkat filosofi bugis-makassar, dan simbol phisi merupakan kebanggaan sulawasi selatan, bahkan indonesia...sebagai alumni unm, saya terkesima dengan ranncangan bangunannya....mudah2an kampus tersebut dapat mempertahankan citra dirinya sebagai kampus oemar bakri dan tetap pada tujuan luhur sebuah universitas

hijau mengatakan...

Keren banget, desain yang menakjubkan.. Gw alumni UNM, salut banget atas karya yang mewakili Budaya Bugis-Makassar ini.Wah, Jadi kangen pengen balik ke Makassar.

Andi Thati mengatakan...

Congratulation to Yu sing. It's an amazing design. You deserve to be a winner. Your work makes me so proud as a buginese.

Anonim mengatakan...

Fantastik,.... anda memang layak jadi juara. saya jadi pingin rasanya kuliah lagi di almamaterku tercinta

ibonk mengatakan...

dear yu sing, selamat buat kemenangannya, memberi teladan buat arsitek muda yang masih mencari inspirasi. Lokalitas? Maju teruuuss..
btw kok panel 1 ga bisa dibuka linknya ya? saya jadi ga bisa curi-curi ilmu. hehe..
-Ibonk-
SB5

Anonim mengatakan...

Tanggal 16 September 2009 telah dilakukan pemancangan tiang utama menara Pinisi UNM. Mohon doa restu agar pembangunannya lancar.

n. ihsan

qbaly mengatakan...

amazing...
suatu karya yang luar biasa pak yusing, saya mendapatkan semangat baru dalam perkuliahan arsitektur karena mlihat karya bapak.

saya sangat menyukai karya2 bapak, saya berharap suatu saat nanti bisa seperti bapk!!hehe

berkarya terus pak yusing,saya menunggu tulisan serta buku-buku yang bapak tulis.

yu sing mengatakan...

makasih banyak teman2 utk apresiasinya. sy senang kalau yg sy lakukan dapat memberikan inspirasi dan semangat juga buat yg lain =)
selamat berkarya terus
salam

T@ufik mengatakan...

Sekarang tinggal pekerjaan arsiteknya(finishing)...semoga saja Waskita Karya bisa mewujudkan desain yang indah ini..

Anonim mengatakan...

sayangnya pengerjaannya tidak maksimal, terdapat banyak distorsi dari konsep dan bentuk hasil sayembara. Konsultan dan MK yang menanganinya terkesan kurang profesional dan kurang berpengalaman menangani bangunan sebesar Menara Phinisi. Sekali tidak tertangani dengan baik, maka sangat mungkin menimbulkan ketidakpuasan dan penyesalan, karena tidak akan ada pekerjaan perbaikan

Anonim mengatakan...

bang, mengenai kekinian, sebenarnya bagaimana proses yang tengah di lalui untuk mentranformasikan nilai2 yang ad? lalu bagaimana dengan pengalaman merasakan tapak saat itu...trim ksih...

Vita Aulia mengatakan...

Kampus tercinta{}

Unknown mengatakan...

Mas mau nanya, gimana ceritanya itu kolong pinisi, sirkulasi anginnya kencang banget,. Bahkan di sayap kanan kekuatan anginnya jauh lebih besar ketimbang yang di sayap kiri.
terima kasih

yu sing mengatakan...

mungkin lingkungannya saja mendukung. tapi baiknya nanti sedikit berkurang kalau pohon2 sudah lebih besar, supaya angin tdk terlalu besar