17.1.09

saya bermimpi

Saya ingat semasa smp ada tugas mengarang dalam pelajaran bahasa indonesia. Saya paling tidak suka mengarang. Jadi saya berkhayal saja. Karangan saya isinya cuman khayalan. Kalau berkhayal, saya masih suka lah. Saya berkhayal bahwa nanti, tidak akan ada lagi batas-batas negara, dunia ini hanya ada satu negara, sebutlah Bumi. Semua orang bebas datang ke bagian bumi mana saja. Semua bumi menjadi kekayaan semua orang, bukan hanya sebagian milik negara tertentu. Setelah dikumpulkan, saya malu sekali. Kok buat karangan yang kekanak-kanakan. Untung guru saya tidak meledek. Tapi ternyata betul-betul terjadi, hampir lah. Sekarang semua orang bisa melihat bagian dunia lain lewat internet, bisa berhubungan dengan orang di bagian dunia lain lewat kamera web.

Saya juga pernah berkhayal bahwa seharusnya semua orang, bukan cuman artis, bisa masuk TV. Karena banyak orang yang bukan artis, punya kualitas hidup yang teramat hebat. Itu harus di-TV-kan supaya menginspirasi orang lain. Eh muncul lah acara Reality Show . Semua orang, kapan saja, tiba-tiba bisa masuk TV menjadi bagian dari acara tersebut, dari tukang becak sampai pengusaha. Walaupun tidak cuman yang positif saja yang di-TV-kan.

Saya juga dulu mulai suka banget sama batik, jauh sebelum isu motif batik nusantara dicuri patenkan oleh negara tetangga. Mulailah saya jadi fashion konsultannya istri saya. Dengan batik-batikan, dan dia suka dan banyak teman-temannya bilang penampilan istri saya sekarang lebih oke, keren. Eh..tiba-tiba sekarang batik jadi primadona semua orang semua kalangan. Padahal saya tidak suka tren, saya suka tampil berbeda. Tapi apa boleh buat, saya, istri saya, ipar saya, mertua saya..masih tetep suka batik, biarpun banyak yang juga pakai. Paling tidak sekarang lebih mudah cari berbagai jenis pakaian batik.

Sekarang saya bermimpi, bukan cuman berkhayal, masyarakat Indonesia, dari yang miskin sekalipun, bisa punya rumah yang nyaman, sehat, unik, inspiratif. Sebelum itu jadi kenyataan lagi di depan saya, tanpa saya terlibat apa-apa, maka saya mulai menjalani mimpi. HIDUP DALAM MIMPI. Itu yang saya jalani sekarang. Menyediakan diri membantu desain rumah murah dengan jasa desain murah. Sejak awal saya sadar, jalan ini penuh dengan resiko. Bisa saja saya diberi label arsitek murahan, arsitek rumah murah (doang). Padahal jasa desain rumah murah jelas-jelas kecil. Tidak rugi saja sudah luar biasa bagus.

Tapi saya percaya, bahwa rumah yang inspiratif akan mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari menjadi lebih positif. Kondisi masyarakat akan menjadi lebih positif nantinya. Jadi saya yakin dan berani mengambil resiko demi mimpi ini menjadi kenyataan dengan saya terlibat di dalamnya. Kalau ini jadi kenyataan, saya percaya hanya terjadi atas ijin Tuhan. Karena itu saya percaya, Tuhan akan selalu mencukupkan saya.

Saya bermimpi supaya bisa memenangkan sayembara desain arsitektur yang cukup bergengsi, dengan skala bangunan yang cukup besar. Dan baru-baru ini Tuhan mengijinkan itu terjadi. Bangunan menara 17 lantai sebagai pusat pelayanan akademik universitas negeri makassar cukup bergengsi buat saya. Ini juga salah satu bukti pemeliharaan Tuhan buat saya. Sebagian hadiah dapat saya jadikan modal untuk subsidi desain rumah murah, sebagian lagi dapat saya pakai untuk terus belajar meningkatkan kompetensi dari talenta yang Tuhan titipkan pada saya, dan tentunya juga sebagai bonus yang lumayan supaya tim desain saya bisa menabung.

Saat ini saya juga bermimpi, lebih banyak lagi arsitek indonesia yang mau membantu desain rumah murah agar semakin banyak masyarakat kalangan menengah ke bawah dapat memiliki ruang-ruang hidup sehari-hari yang inspiratif. Saya percaya suatu saat itu juga akan terjadi. Saya sedang memikirkan untuk menularkan mimpi ini dan membentuk lebih banyak lagi arsitek yang mau ikut menjadi agen-agen perubahan di berbagai daerah. Saya juga percaya, masyarakat nantinya sangat mampu untuk membayar arsitek untuk mewujudkan rumah mereka, jadi mereka tidak akan berhutang budi. Saat ini sebagian masih perlu subsidi, tidak apa-apa. Kenyataannya memang begitu. Tapi mereka tetap layak untuk mendapatkan rumah impian juga toh. Memberikan subsidi sedikit tidak mengapa, tapi mereka tahu dengan membayar walaupun belum seberapa, mereka bangga karena berjuang untuk mendapatkan rumah impian. Rasa memiliki dan sukacitanya akan lebih besar.

Tapi saya juga bermimpi, bahwa masyarakat yang tidak mampu membayar pun, seharusnya dapat menikmati rumah impian. Saat ini jalan itu sedang juga dijalani. Saya dan teman-teman dalam Studio Habitat Indonesia sedang merumuskan jalan untuk membantu desain dengan gratis untuk rumah sederhana di bawah nilai sekitar 40 jt.

Saya masih punya mimpi lagi. Kekayaan arsitektur dan budaya nusantara menjadi kekayaan yang dinikmati semua rakyat Indonesia. Bukan hanya mereka yang mengerti dan mendalami. Saya percaya, eksplorasi terus-menerus kekayaan ini, akan menghasilkan arsitektur kelas dunia. Saya percaya dan bermimpi, indonesia mampu menghasilkan arsitek kelas dunia yang memberikan sumbangan besar bagi dunia arsitektur dunia. Akan lahir arsitek indonesia yang dikenal di seluruh dunia. Setara dengan arsitek-arsitek kelas dunia lainnya. Kekayaan kenusantaraan perlu digali dan dibagikan. Menjalani hidup mimpi ini dimulai dengan proses penyusunan buku tentang arsitektur nusantara masa kini.
Mari kita bermimpi. Mari kita hidup dalam mimpi…..

16 januari 2009
yu sing

6 komentar:

ariefputra mengatakan...

Wah mimpi yang mulia. Saya juga punya mimpi yang sama, tapi terlalu takut untuk keluar dari zona nyaman sekarang. Salut untuk anda! Saya nantikan karyanya mas yu sing.

Anonim mengatakan...

Thx for sharing mas. Sungguh inspiratif. Saya juga percaya, setiap hal yang besar memang dimulai dari mimpi... :)

Salam...

mohamadilhami mengatakan...

pertama kali mengenal yusing, setelah kalah di sayembara JDC. pertemuan kedua kalah di sayembara rs ugm di jogja. :) ternyata setelah surfing dan membaca bloggernya saya baru menyadari nilai budaya yang dipunya sangat jauh.. terima kasih memberikan mimpi baru untuk sesuatu yang baru seperti rumah murah.. kalo ada workshop atau semacamnya tentu saya akan ikut...
ttd mohamad ilhami

yu sing mengatakan...

terima kasih arief,arwan, d muhamad.
mari kita hidupi mimpi2 indah.
sy juga msh terus belajar kok =)

Johan Suhuyanli mengatakan...

Bagaimana kalau membutuhkan desain rumah sehat sederhana (RSS) ukuran 36m2? Ke mana saya harus mengirimkan email? Thx.

yu sing mengatakan...

pak johan, kirim saja email ke sing@bdg.centrin.net.id.
tolong ceritakan ukuran lahan, lokasi, arah utara, dan cerita tentang profil & karakter keluarga pak johan
salam